Mendidik anak dalam Islam sangat perlu bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Semua itu dijalankan agar anak bisa menjadi langsung yang madani.
Apa yang dimaksud dengan madani?
Madani ialah kata yang berasal dari bahasa Arab, Madaniy. Secara bahasa, Madaniy artinya mendiami atau membangun. Namun secara ungkapan artinya beradab. Berikut beberapa kiat trik mendidik anak dalam Islam yang bisa dipraktekkan semoga anak bisa mempunyai kepribadian madani atau menjadi pribadi yang beradab!
Cara Mendidik Anak Dalam Islam
1. Memperdengarkan Al-quran terhadap anak secara rutin
Mendidik anak dalam Islam sebaiknya dilakukan semenjak masih dalam kandungan. Bagaimana cara mendidik anak semenjak dalam kandungan?
Salah satu cara yang bisa dikerjakan untuk mendidik anak sejak dalam kandungan yaitu dengan memperdengarkan lantunan ayat suci Al-quran. Meski tidak ada di dunia ini, bayi tetap mampu terstimulus dengan lantunan ayat suci yang diperdengarkan tersebut.
Anda bisa memperbanyak mengaji al-qur’an atau juga mampu menyetel murottal al-qur’an di setiap waktu. Jika anak sering menyimak lantunan ayat suci al-qur’an maka anak akan terbiasa dengan firman Allah SWT tersebut.
Terlebih saat dalam kandungan, diri anak masih suci dan higienis sehingga lebih gampang dalam menyerap pemikiran – pemikiran yang bagus. Bahkan, jikalau anak sudah mulai mengatakan dan berkala diajarkan untuk mampu mengaji, maka anak bisa menjadi seorang penghafal Quran (hafiz).
2. Mengajarkan dasar – dasar agama Islam
Mengajarkan dasar – dasar agama Islam terhadap anak ialah hal yang wajib bagi setiap orangtua. Pendidikan dasar – dasar agama ini akan menumbuhkan akidah pada diri anak. Dengan demikian anak mampu bertumbuuh menjadi orang yang memegang teguh aliran agama Islam dalam setiap faktor kehidupannya.
Ketika anak mulai berusia 3 tahun, Anda bisa mengajarkan kalimat Tauhid atau Laila Ha Illallah sebanyak 7 kali. Selanjutnya, ketika anak telah menginjak usia 3 tahun 7 bulan, maka Anda bisa mengajarkan kalimat “Muhammadar Rasulullah”.
Terdapat sebuah hadist yang menyebutkan bahwa “Bukalah pengecap anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Lailaha-illaallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan simpulan pembicaraannya Lailaha-illallah, kemudian beliau hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (H.R Ibnu Abbas).
3. Mengajarkan tauhid
Kewajiban setiap orangtua yaitu mengajarkan anaknya mengenai tauhid. Mendidik anak dalam Islam dengan menanamkan tauhid dalam diri anak semenjak dini bermaksud untuk membentuk langsung anak yang berakhlak baik sehingga anak mampu tumbuh menjadi insan yang memiliki kepribadian Islam dan terhindar dari perilaku jelek.
Sebenarnya, tauhid telah diajarkan kepada anak saat anak dilahirkan. Pengajaran tauhid ini dikerjakan melalui adzan yang dikumandangkan di indera pendengaran anak oleh walinya.
Jika Anda akan menunjukkan pemikiran tauhid kepada anak maka Anda mampu mengikuti tahapan – tahapan pengajaran mirip di bawah ini :
- Mengajarkan terhadap anak siapa itu Allah SWT.
- Jelaskan kepada anak bahwa Allah yakni sang pencipta, cuma Allah mampu memberikan rizki dan hanya Allah yang menertibkan alam semesta.
- Kemudian, ajarkan asma wa sifat Allah.
- Ajarkan perihal tauhid uluhiyyah sehingga anak mengetahui bahwa anak cuma boleh meminta sesuatu kepada Allah.
Jika Anda telah berhasil menanamkan ilmu tauhid terhadap anak maka anak akan condong mengesakan Allah. Dengan demikian sang anak akan jauh dari tindakan – perbuatan yang tidak boleh oleh Allah SWT termasuk tindakan musyrik sekalipun.
4. Mengajarkan sholat dan berikan misalnya
Dalam Islam, sholat ialah tiangnya agama yang bermakna bahwa sholat adalah pondasi utama untuk menjalankan kehidupan. Sholat mempunyai aturan yang wajib bagi setiap umat muslim yang sudah baligh dan cendekia.
Sejak usia balita Anda bisa mengajarkan anak untuk mampu berwudhu dan sholat secara runtut. Meskipun seringkali urutan gerakan si kecil masih salah, tetapi Anda mesti terus menunjukkan pola yang benar. Dengan demikian secara perlahan anak akan terus mengikuti dan membentuk kebiasaan wudu dan salat yang benar.
Pengajaran sholat ini mesti dilaksanakan dikala anak berada di usia emas atau usia balita. Hal ini dikarenakan pada kurun – kurun ini anak akan menyerap sebagian besar pembelajaran yang diberikan oleh orangtua dan menerapkannya dengan baik.
5. Mengajarkan puasa
Puasa tergolong ke dalam rukun Islam sehingga wajib bagi orang bau tanah untuk mengajarkan puasa terhadap anak – anaknya. Namun Anda mampu mengajarkannya tentang pemahaman puasa apalagi dulu. Selain itu, orangtua mampu mengajarkan puasa terhadap anak ketika mulai menginjak usia 6 tahun.
Namun pada usia tersebut Anda mampu mengajarkannya untuk berpuasa setengah hari terlebih dulu, selaku tahap awal latihan. Dengan demikian anak bisa berbuka atau membatalkan puasanya jikalau adzan dzuhur telah berkumandang. Kemudian, anak mampu melanjutkan puasa hingga adzan maghrib berkumandang.
Cara mencar ilmu puasa seperti ini sudah banyak dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia. Meski demikian hasil dari pembinaan tersebut mampu menimbulkan anak lebih paham perihal puasa.
Miliki juga pengertian dan pengetahuan wacana cara yang tepat membentuk kepribadian anak supaya memiliki kepribadian yang faktual. Baca : Cara Membentuk Karakter Positif Anak, Orang Tua Perlu Tahu Nih!
Demikianlah ulasan mengenai mendidik anak dalam Islam, semoga anak Anda menjadi anak yang memiliki kepribadian Islam.